Rabu, 11 April 2012

Menopause merupakan masa perahlihan antara masa reproduksi dan masa senium. Menopause adalah haid terakhir atau saat terjadinya haid terakhir. Menopause adalah berhenti kedatangan haid (Raiburn, William F. 2001). Menopause adalah titik dimana menstruasi berhenti (Bobak, 2004). Menopause didefinisikan sebagai waktu dimana seorang perempuan tidak mengalami menstruasi lagi. Wanita dinyatakan menopause jika selama masa pramenopause dalam kurun waktu satu tahun haid tidak lagi muncul. 

Tahap-tahap menopause :
a.    Pramenopause (perimenopause)
Perimenopause adalah masa sekitar menopause, sejak awal menopause dimana tanda klinik dari menopause mulai tampak sampai tahun pertama setelah menopause terjadi. Dahulu digunakan istilah klimaterium untuk menjabarkan perimenopause tetapi untuk mencegah keracuan istilah maka klimaterium tidak dipake lagi.
Premenopause adalah seluruh periode produktif sebelum menopause terjadi. Merupakan awal kemunculan menopause. Pada masa ini menstruasi masih berlangsung, hormon mulai menurun, perdarahan tidak teratur dapat berupa oligomenore, polimenore, atau hipermenore. Masa ini berlangsung sekitar 4-5 tahun. Kehamilan dapat terjadi pada 12 bulan sebelum benar-benar dapat dipastikan menopause tiba.
b.    Menopause
Pada tahap ini menstruasi masih berlangsung, sel telur masih diproduksi dari ovarium hanya saja tidak teratur dan tidak dapat diprediksi. Tingkat kesuburan menurun, namun masih ada kemungkinan terjadi kehamilan walau kemungkinan sangat kecil.
c.    Postmenopause
Paska menopause adalah periode sejak menopause terjadi baik secara alamiah ataupun induksi. Postmenopause terjadi setelah 1 tahun periode menopause. Ovarium sangat sedikit memproduksi  hormon estrogen dan bahkan tidak memproduksi progesteron atau sel telur sama sekali.
    Mekanisme menopause
Menopause ditandai dengan pembentukan hormon estrogen dan progesteron dari ovarium wanita  yang berkurang, ovarium berhenti “melepaskan” sel telur sehingga aktifitas menstruasi berkurang dan akhirnya berhenti sama sekali.
Secara normal wanita mengalami menopause pada usia antara usia sekitar menopause akhir 40-an dan awal 50-an dan akan mengalami perubahan-perubahan didalam tubuhnya seiring degan bertambahnya usia. Dengan bertambahnya usia, ovarium menjadi kurang tanggap terhadap ransangan oleh LH (Luteinising hormone) dan FSH (Follice stimulating hormone) yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis anterior. Akhibatnya ovarium melepaskan lebih sedikit estrogen dan progesteron dan pada akhirnya proses ovulasi berhenti.  
Terjadinya menopause dipicu oleh perubahan hormon merupakan zat dalam tubuh. Hormon merupakan zat kimia yang di hasilkan oleh kelenjar-kelenjar tertentu dalam tubuh dan efeknya mempengaruhi kerja alat-alat tubuh yang lain.
Seperti diketahui ada tiga macam hormon penting yang diproduksi ovarium, yaitu estrogen, progesteron, dan testosteron, dimana setelah mencapai menopause hormon-hormon ini tidak diproduksi (Wordpress, 2009).
   Tanda dan gejala menopause
Tanda dan gejala menopause yang dialami seorang wanita sifatnya sangat individual. Beberapa tanda dan gejala tersebut antara lain :
a.    Perdarahan
Tidak seperti menstruasi yang datangnya teratur, perdarahan yang terjadi pada wanita menopause ini tidak teratur. Gejala ini terutama muncul pada awal menopause. Perdarahan akan muncul beberapa kali dalam rentang beberapa bulan untuk kemudian berhenti sama sekali.
b.    Rasa panas (hot flashes) dan keringat malam
Rasa panas sering dialami wanita yang memasuki masa menopause. Perasaan ini sering dirasakan mulai dari wajah menyebar keseluruh tubuh. Rasa panas ini disertai dengan warna kemerahan pada kulit. Perasaan ini sering terjadi selama 30 detik sampai dengan beberapa menit. Wanita menopause juga mengalami keringat di malam hari. Gejala ini tentu akan menggangu tidur yang menyebabkan wanita yang mengalami akan selalu kurang tidur.
c.    Gejala pada vagina
Vagina menjadi kering dan kurang elastis akibat dari penurunan kadar estrogen. Selain itu, muncul pula rasa gatal pada vagina dan yang lebih parah adalah rasa sakit pada saat berhungan seksual.




b.    Gejala perkemihan
Saluran uretra juga akan mengering, menipis, dan berkurang keelastisannya akibat dari penurunan kadar estrogen. Perubahan ini akan menyebabkan wanita menopause rentan terkena infeksi saluran kencing, ingin selalu kencing, dan ngompol.
c.    Gejala emosional dan kognitif
Wanita yang memasuki masa menopause sering mengalami gejala  emosional dan kognitif yang bervariasi. Gejala ini antara lain, kelelahan mental, masalah daya ingat, lekas marah, dan perubahan mood yang berlangsung cepat.
d.   Sembelit
Jika kita mengalami sembelit sebelum atau selama masa haid, ada kemungkinan gangguan buang air besar itu juga akan muncul sekitar menopause. Ketika tubuh kita sedang mencari ambang estrogen yang baru muncullah sembelit.
e.    Bengkak
Jika pembengkakan menjadi bagian dari pengalaman menstruasi, dan jika perempuan berkulit gelap serta memiliki buah dada yang besar, kemungkinan untuk mengalaminya saat menopause sangat besar.
f.     Kehidupan seksual
Kehidupan seksual sesudah menopause ternyata tidak mengalami perubahan pada 60% perempuan. 20% di antaranya  mengalami peningkatan keinginan seksual dan 20% lagi mengalami pengurangan.
g.    Gangguan tidur
Gangguan tidur paling banyak dikeluhkan wanita menopause, estrogen yang memiliki efek terhadap kualitas tidur, yang reseptornya ditemukan di otak, mengalami penurunan (sarwono, 2005).
h.    Perubahan pada mata, hidung, telinga, kulit, dan rambut serta payudara.
Proses penuaan kulit merupakan proses yang komplek. Kulit menjadi tua disebabkan oleh kerusakan komulatif oleh sinar ultraviolet dan kekurangan estrogen. Akibat kekurangan estrogen dapat meningkatkan resorbsi tulang dagu dan gigi mudah rontok serta dapat menyebabkan atrofi kornea dan konjungtiva serta menurunnya fungsi kelenjar air mata. Kekurangan estrogen menyebabkan involusi payudara, payudara mengalami atropi, terjadi pelebaran saluran air susu, dan fibrotik saluran air susu yang melebar berisi cairan, salurannya melebar, timbul laserasi dan payudara terasa sakit (Sarwono, 2005).